BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagai mahluk
social, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia ingin
mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada
dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi.
Komunikasi
merupakan bagian kekal bagi manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia
ingin hidup, maka ia perlu komunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang
sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa adanya
komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan
oleh adanya bkebutuhan akan
mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkunngannya. Dalam berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan
sangat ditentuka.n oleh beberapa factor yaitu : cakap, pengetahuan, sikap,
system social, kondisi lahiriah.
Komunikasi
merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga
komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus-menerus. Komunikasi
bertujuan untuk memudahkan,
melaksanakan,
kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan
maupun hunbungan antar manusia Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi Bidang tenaga kesehatan serta perubahan
konsep petugas
kesehatan dari perawatan orang sakit
secara individual kepada perawatan paripurna serta peralihan dari pendekatan
yang berorientasi medis penyakit kemodel penyakit yang berfokus pada orang yang
bersifat pribadi menyebabkan komunikasi menjadi lebih penting dalam memberikan
asuhan.
Petugas kesehatan dituntut untuk
menerapkan model komunikasi yang tepat dan disesuaikan dengan tahap
perkembangan pasien. Pada orang dewasa mereka mempunyai sikap,pengetahuan dan
keterampilan yang lama menetap dalam dirinya sehingga untuk merubah perilakunya
sangat sulit. Oleh sebab itu perlu kiranya suatu model komunikasi yang tepat
agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan efektif. Bertolak dari hal
tersebut kami mencoba membuat makalah yang mencoba menerapkan model konsep
komunikasi yang tepat pada dewasa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan komunikasi?
2.
Bagaimana
suasana komunikasi pada klien dewasa?
3.
Bagaimana
penerapan model-model komunikasi pada klien dewasa?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana penerapan model-model komunikasi pada klien dewasa.
D.
Manfaat
1.
Sehingga
mempermudah mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi.
2.
Sehingga
mempermudah mengetahui bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa.
3.
Sehingga
mempermudah mengetahui bagaimana model-model komunikasi pada klien dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi
Komunikasi
merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga
komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan untuk
memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai
tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar
manusia.
Pada orang dewasa, mereka mempunyai
sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang lama menetap dalam dirinya sehingga
untuk merubah perilakunya sangat sulit. oleh sebab itu perlu kiranya suatu
model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan
efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah yang mencoba
untuk menerapkan model konsep kornunikasi yang tepat pada klien dewasa.
Menurut Ericsson 1985, pada orang
dewasa terjadi tahap hidup intimasi vs isolasi, dimana pada tahap ini orang
dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat, masalah dengan orang
lain.
Orang dewasa sudah mempunyai
sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah
sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk mengubahnya. Juga
Pengetahuan yang selarna ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah
digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang
lama. Tegasnya orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan
sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat
diajarkan sesuatu unfuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa
belajar kalau ia sendiri ingin belajar, terdorong akan tidak puas lagi dengan
perilakunya yang sekarang, maka menginginkan suaru perilaku lain di masa
mendatang, lalu mengambil langkah untuk mencapai perilaku baru itu.
Dari segi psikologis, orang dewasa
dalarn situasi. Komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yairu :
1. Komunikasi adalah suatu pengetahuan
yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari
tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih mutakhir.
2. Komunikasi
adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan
dan pikiran.
3. Komunikasi
adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima, akan
belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan
tanggapannya mengenai suatu masalah.
B.
Suasana Komunikasi Pada Klien Dewasa
Dengan adanya
faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas komunikasi orang dewasa, maka
perhatian dicurahkan pada penciptaan suasana komunikasi yang diharapkan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa adalah
:
1. Suasana hormat
menghormati
Orang dewasa
akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia
lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan pikirannya.
2. Suasana saling
menghargai
Segala
pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan mengesampingkan
harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai. Meremehkan diri mereka akan
dapat menjadi komunikasi.
3. Suasana saling
percaya
Saling
mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa
hasil yang diharapkan.
4. Suasana saling
terbuka
Terbuka untuk
mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam
suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi
verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama lain. seperti pada
anak-anak, perilaku non verbal sanna pentingnya pada orang dewasa. Ekspresi
wajah, gerakan tubuh dan nada suara. memberi tanda tentang status emosional
dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala
pada hal-hal ini.
Orang dewasa
yang dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya,
tidak aman dan tidak mampu ketika dikeiilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang.
Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang
memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pegalaman
yang mengancam dirinya, dirnana orang dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini
dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai
dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para profesional, pasien dewasa
akan mampu bergerak lebih jauh dari immobilitas biopsikososialnya untuk
mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
C. Model-model
Komunikasi pada Klien Dewasa
1.
Model Shanon & Weaver
Suatu model
yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan nya.
Model ini melukiskan suatu sumber yang berupa sandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima. Dengan kata lain model
shannon & weaver
mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk di
komunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (Transmitter)
mengubah pesan menjadi suatu signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Suatu konsep
penting dalam model ini adalah adanya gangguan (Noise) yang dapat menganggu
kecermatan pesan yang disampaikan. Model Shannon-Weaver dapat diterapkan kepada
konsep komunikasi interpersonal. Model ini memberikan keuntungan bahwa sumber
informasi jelas dan berkompeten, pesan langsung kepada penerima tanpa
perantara. Tetapi model ini juga mempunyai keterbatasan yaitu tidak terlihat
nya hubungan tansaksional diantara sumber pesan dan penerima.
Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa :
Bila komunikasi ini diterapkan pada
klien dewasa, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan
karena tanpa adanya perantara yang dapat mengurangi kejelasan informasi. Tetapi
tidak ada hubungan transaksional antara klien dan perawat, juga tidak ada
feedback untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
2.
Model Komunikasi Leary
Refleksi dari
model komunikasi interaksi dari Leary ( 1950 ) ini menggabungkan
multidimensional yang ditekankan pada hubungan interaksional antara 2 (dua)
orang, dimana antara individu saling mempengaruhi dan dipengaruhi .
Leary mengamati
tingkah laku klien, dimana didapatkan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. Dari gambaran model leary ; pesan komunikasi dapat terjadi
dalam 2 dimensi: 1) Dominan -Submission, dan 2) Hate – love.
Model Leary
dapat diterapkan di bidang kesehatan karena dalam bidang kesehatan ada
keseimbangan kekuatan antara professional dengan klien. Selama beberapa tahun
pasien akut ditempatkan pada peran submission dan profesi kesehatan selalu
mondominasi peran dan klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh.
Seharusnya dalam berkomunikasi ada keseimbangan asertif dalam menerima dan
memberi antara pasien dan profesional.
Penerapan Pada Klien Dewasa :
Bila model
konsep ini diterapkan pada klien dewasa, peran dominan oleh perawat hanya
mungkin dilakukan dalam keadaan darurat/akut untuk menyelamatkan kehidupan
klien, sehingga klien harus patuh terhadap segala yang dilakukan perawat. Kita
tidak dapat menerapkan posisi dominan ini pada klien dewasa yang dalarn keadaan
kronik karena klien dewasa mempunyai komitmen yang kuat terhadap sikap dan
pengetahuan yang kuat dan sukar untuk dirubah dalam waktu yang singkat. Feran
Love yang berlebihan juga tidak boleh diterapkan terhadap klien dewasa, karena
dapat mengubah konsep hubungan profesional yang dilakukan lebih kearah hubungan
pribadi.
Model ini
menekankan pentingnya "Relationship" dalam membantu klien pada
pelayanan kesehatan secara langsung. Komunikasi therapeutik adalah ketrampilan
untuk mengatasi stress yang menghambat psikologikal dan belajar bagaimana
berhubungan efektif dengan orang lain.
Pada komunikasi
ini perlu diterapkan kondisi empati, congruen (sesuai dengan situasi dan
kondisi), dan penghargaan yang positif (positive regard). Sedangkan hasil yang
diharapkan dari klien melalui model kornunikasi ini adalah adanya saling
pengertian dan koping yang lebih efektif.
Bila diterapkan
pada klien dewasa dikondisikan untuk lebih mengarah pada kondisi dimana
individu dewasa berada di dalam keadaan stress psikologis.
3.
Model lnteraksi King
Model King
memberikan penekanan pada proses komunikasi antara perawat - klien. King
menggunakan sistem perspektif untuk menggambarkan bagaimana profesional
kesehatan (perawat) untuk memberi bantuan kepada klien. Pada dasarnya model ini
meyakinkan bahwa interaksi perawat - klien secara simultan membuat keputusan
tentang keadaan mereka dan tentang orang lain dan berdasarkan persepsi mereka
terhadap situasi.
Keputusan
berperan penting yang merangsang terjadi reaksi. Interaksi merupakan proses dinamis
yang meliputi hubungan timbal balik antara persepsi, keputusan dan tindakan
perawat - klien. Transaksi adalah hubungan relationship yang timbal balik
antaraperawar-klien seiama berpartisipasi. Feedback dalam model ini menunjukkan
pentingnya arti hubungan perawat-klien.
Penerapannya terhadap komunikasi klien
dewasa:
Model ini
sesuai untuk klien dewasa karena mempertimbangkan faktor-faktor intrinsik dan
ekstrinsik klien dewasa yang pada akhirnya bertujuan untuk menjalin transaksi.
Adanya feedback menguntungkan untuk mengetahui sejauh mana informasi yang
disampaikan dapat diterima jelas oleh klien atau untuk mengetahui ada tidaknya
persepsi yang salah terhadap pesan yang disampaikan.
4.
Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini
difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan - klien. 3 (tiga)
faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu : 1) Relationship, 2)
Transaksi, dar 3) Konteks.
Hubungan
Relationship dikondisikan untuk hubungan interpersonal, bagaimana seorang
profesional dapat meyakinkan orang tersebut. Profesional kesehatan adalah
seorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, training dan
pengalaman dibidang kesehatan. Klien adalah individu yang diberikan pelayanan.
orang lain (significant order) penting untuk mendukung terjadinya interaksi
khususnya mendukung klien untuk mempertahankan kesehatan.
Transaksi
merupakan kesepakatan interaksi antar partisipan di dalarn proses komunikasi
tersebut.
Konteks yaitu
kornunikasi kesehatan yang memiliki topik utama tentang kesehatan klien dan
biasanya disesuaikan dengan tempat dan situasi
Penerapannya
terhadap komunikasi klien dewasa :
Model
komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa ,karena profesional
kesehatan ( perawat ) memperhatikan karakteristik dari klien yang akan
mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Transaksi yang dilakukan terjadi
secara berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga
melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan klien. Konteks
komunikasi disesuaikan dengan tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.
Dalam
berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan suatu aturan tertentu seperti;
sopan santun, bahasa tertentu, melihat tingkat pendidikan, usia, faktor budaya,
nilai yang dianut, faktor psikologi, sehingga perawat harus memperhatikan
hal-hal tersebut agar ttdak terjadi kesalahpahaman. Pada komunikasi orang
dewasa diupayakan agar perawat menerima pasien sebagaimana manusia seutuhnya
dan perawat harus dapat menerima setiap orang berbeda satu dengan yang lain.
Berdasarkan
pada hal tersebut diatas, model konsep komunikasi yang tepat dan dapat
diterapkan pada klien dewasa adalah model komunikasi interaksi King dan model
komunikasi kesehatan. Karena pada kedua model komunikasi ini menunjukkan
hubungan relationship yang rnemperhatikan karakteristik dari klien dan
melibatkan pengirim dan penerirna, serta adanya umpan balik untuk mengevaluasi
tujuan komunikasi.
Komunikasi
merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia ke arah
yang lebih baik sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik dan model konsep
komunitasi yang tepat untuk setiap karakteristik klien.
Orang dewasa
memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang menetap dalam dirinya yang
sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model komunikasi yang
tepat agar tujuan dapat tercapai.
Model Konsep
Komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi King dan model
komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang saling memberi
dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah informasi yang
disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
D.
contoh komunikasi modil king
PERAWAT : Permisi,
Selamat Siang Bu
PASIEN : Selamat Siang Sus
PERAWAT : Bagaimana bu, sebaiknya ibu harus banyak
istirahat dan menjaga kesehatan ibu dan dan jangan terlalu kelelahan.
PASIEN : Baik sus, akhir-akhir ini saya
memang sibuk dengan pekerjaan saya,sehingga kurang istirahat.
Baiklah sus saya akan menjaga kesehatan saya.
PERAWAT :Baiklah bu,jika anda sudah mengerti kalau
begitu saya permisi dulu bu.jika ada yang bisa saya bantu ibu dapat menghubungi saya di
ruang jaga perawat. Permisi bu.
PASIEN :Iya sus. Terima kasih sus.
PERAWAT :Sama-sama bu. Permisi
E.
Contoh Komunikasi Model Shanon Dan Weaver
PERAWAT : Permisi, selamat siang bu.
PASIEN : Selamat siang sus.
PERAWAT : Bagaimana keadaannya bu?
PASIEN : Baik sus, saya rasa keadaan saya
sekarang sudah lebih baik, tidak seperti dulu.
PERAWAT : Baguslah bu,baiklah saya akan menjelaskan
kepada ibu, cara mencegah agar penyakit maag ibu tidak kambuh lagi. Ibu,sebaiknya
ibu menjaga pola makan ibu,agar teratur serta hindari makanan yang pedas dan asam karena makanan tersebut dapat mengakibatkan
iritasi lambung dan meningkatkan kadar asam lambung bu.
PASIEN : Baik sus.
PERAWAT : Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya
jelaskan lagi?
PASIEN : Saya rasa saya sudah mengerti sus,
terima kasih sus.
PERAWAT : Kalau begitu saya permisi dulu bu.
PASIEN : Iya sus.
F.
Contoh Komunikasi Model
Komunikasi Leary
PERAWAT : Selamat Siang!
KELUARGA
PASIEN : Selamat Siang Sus!
PERAWAT
: Maaf sebelumnya,saya
dewi yang ditugaskan untuk menangani pasien ini
KELUARGA
PASIEN : Iya sus,tolong cepat ditangani sus
PERAWAT
: Baiklah, ibu tarik
nafasnya bu, lalu hembuskan
PASIEN : (pasien menarik nafas
dan menghembuskan)
PERAWAT : Bu minum airnya dulu ya,
supaya ibu agak tenang (sambil memberikan minum)
PASIEN : (Meminum air yang d
berikan)
PEARWAT : Ibu sekarang silahkan ibu
baring ditempat tidur ya, lukanya akan segera saya bersihkan!
PASIE :
Iya sus
PERAWAT : Tahan posisinya ya bu,jangan
goyang
PASIEN : Iya sus
PERAWAT : (Perawat membersihkan
lukanya, 15 menit kemudian luka selesai dibersihkan) Ibu lukanya sudah selesai di
bersihkan, luka ibu ini dalam dan lebar bu,ini harus dijahit.
PASIEN :
Iya sus,tapi saya tidak berani di jahit!
PERAWAT : Tapi ini harus di
jahit,karena jika tidak dijahit lukanya ini,akan susah sembuh dan biasa-bisa terkena infeksi
PASIEN : Iya sus.
PERAWAT : Perawat menyuntikan bius,
disekitar kaki yang luka, dan mulai menjahit, 20 menit
kemudian luka selesai dijahit). Ibu lukanya sudah selesai dijahit, luka ibu ini dijahit yaitu 4 jahitan.
PASIEN : Iya sus.
PERAWAT : Baiklah ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu
dan keluarga biasa menunggu menunggu
diruangan ini dulu, perawat linda akan segera dating memberikan resep obat yang
akan ditebus, dan pembayarannya keluarga bias langsung ke ruang administrasi.
KELUARGA
PASIEN : Iya sus,terimakasih.
PERAWAT :
sama-sama . saya permisi dulu, selamat siang
PASIEN&KELUARGA
: Iya sus, selamat siang.
G.
Contoh
Komunikasi Kesehatan
ANALIS KESEHATAN
|
|
: Selamat siang dok
|
|
|
DOKTER
|
|
: Selamat siang
|
|
|
ANALIS KESEHATAN
|
|
|
: Dok, dari
hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang berada di kamar 1 menderita penyakit kecacingan, karena
saya menemukan ada telur cacing
|
acraris
lumricoides pada feses pasien tersebut.
|
Dokter
|
|
: Baiklah, berikan obat mibendazol dan pastikan agar
pasien tersebut rutin Meminum obat tersebut selama 7 hari.
|
|
|
Analis Kesehatan
|
|
: Baik dok, permisi
|
|
|
H.
Contoh
Komunikasi Perawat Kepada Pasien Dewasa Tentang Penyuluhan Kepulangan Pasien
PERAWAT
|
Selamat siang
|
PASIEN
|
Selamat siang
|
PERAWAT
|
Maaf sebelumnya bu, perkenalkan nama
saya Nilu Kumala Dewi, biasa
dipanggil Dewi bu. Nama ibu Linda Ayu Lestari, yang biasa dipanggil
ibu Ayu, ibu dirawat dirumah sakit ini sudah satu minggu dengan keterangan
ibu mengidap penyakit Mag Kronis, benar tidak bu yang saya sampaikan ini?
|
PASIEN
|
Iya benar sus
|
PERAWAT
|
Oh, iya bu, Apa ibu sudah yakin merasa
sehat dan siap untuk pulang?
|
PASIEN
|
Insya Allah, saya sudah merasa sehat
dan siap pulang hari ini
|
PERAWAT
|
Baiklah, kalau ibu sudah merasa yakin
sebelum pulang saya akan menyampaikan informasi tentang hal-hal yang perlu
ibu ketahui dan rencana tindak lanjut perawatan setelah ibu pulang nanti
|
PASIEN
|
Oh, iya sus. Silahkan!
|
PERAWAT
|
Baiklah bu,
ketika ibu pulang nanti, hal-hal yang perlu ibu ketahui yaitu obat-obat yang sudah
ditebus seperti antasida, Agen cysoprotekfif dan pankreating ini diminum dua
kali sehari yaitu 2 jam sebelum makan dan 2 sesudah makan. Masing-masing
diminum 1 tablet. Oh, ya bu obat antisida ini berfungsi menetralisir asam
lambung dan berfungsi melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus dan
obat pankreating ini berfungsi untuk mengatasi gangguan sakit pencernaan
seperti perut kembung, mual dan sering sendawa. Selain itu ibu juga harus
menjaga pola makan ibu dan juga pola tidur ibu. Ibu juga harus menghindari
makan-makanan yang dapat merangsang meningkatnya asam lambung seperti kopi,
minuman yang beralkohol 5-20%. Hindari juga makanan yang dapat merusak
dinding lambung seperti cuka, pedas, merica. Dan ibu harus kembali kerumah sakit
yaitu 2 minggu sekali untuk terus mengkontrol kesehatan ibu!
|
PASIEN
|
Oh, iya sus
|
PERAWAT
|
Baiklah.
Apakah ibu sudah mengerti dengan apa yang saya sampaikan?
|
PASIEN
|
Iya sus,
saya sudah mengerti !
|
PERAWAT
|
Maaf bu,
jika ibu sudah mengerti. Jika ibu tidak keberatan bias diulang apa yang saya
sudah sampaikan !
|
PASIEN
|
Iya bisa sus
(pasien menjelaskan hal-hal yang sudah disampaikan oleh perawat dengan baik
dan benar)
|
PERAWAT
|
Saya rasa
ibu sudah benar-benar mengerti dengan apa yang saya sampaikan dan sudah benar-benar
siap untuk kembali kerumah. Dan untuk Bapak tolong diingatkan kepada ibu
untuk melakukan hal-hal yang sudah saya sampaikan, agar ibu bias benar-benar
pulih
|
KELUARGA PASIEN
|
Iya sus,
Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Iya
sama-sama bu, pak. Oh, ya bu. Apakah ibu sudah menyelesaikan administrasi
KRS?
|
PASIEN
|
Iya sudah
sus !
|
PERAWAT
|
Baiklah,
kalau sudah. Silahkan barang-baranf yang akan dibawa dicek kembali agar tidak
ada yanf ketinggalan. Jangan lupa tetap menjaga kesehatan dan kontrol sesuai
dengan jadwal yang sudah diberikan. Kami selalu siap membantu apabila ada
yang ingin ditanyakan kepada kami !
|
PASIEN
|
Iya sus,
Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Iya
sama-sama bu. Saya waktunya sudah cukup dan ibu serta bapak juga sudah siap
untuk pulang. Selamat jalan pak, bu. Mohon maaf apabila pelayanan kami selama
ibu dan keluarga disini kurang baik
|
PASIEN
|
Iya
sama-sama sus. Terima kasih !
|
PERAWAT
|
Selamat
siang pak, bu. Saya permisi !
|
PASIEN
|
Iya, Selamat
siang.
|
I.
Contoh Komunikasi Perawat
Dengan Pasien Yang Mengidap Sakit Jiwa
SP 1 PASIEN : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal keutungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
dan mengajarkan pasien berkenalan
ORIENTASI (PERKENALAN)
PERAWAT : “Selamat pagi”
buu…
PASIEN :
(diam)
PERAWAT : (melanjutkan pembicaraan) Nama saya Linda
Ayu Lestari, saya senang dipanggil Linda,
saya perawat yang akan merawat ibu
PASIEN : (diam)
PERAWAT : Nama ibu, Ibu susikan? Wah nama ibu yang cantik yah bu… sama seperti ibu cantiknya…
PASIEN : (diam)
PERAWAT : Ibu, ingat dengan saya?? (kembali mengulang memperkenalkan diri sampai pasien memberi respon)
PASIEN : (menoleh kearah perawat/mengangguk perlahan)
PERAWAT : (Ibu… bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keadaan ibu, keluarga atau teman-teman-teman ibu? Ibu mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau ditaman depan? Disana tempatnya nyaman dan banyak bunga-bunga yang dapat membuat ibu merasa tenang. Mau berapa lama bu? Bagaimana kalau 10 menit?
PASIEN : (mengangguk kepala)
PERAWAT : Ayo bu, kita kesana sekarang yah. (sambil merangkul tangan pasien)
KERJA :
PERAWAT :
Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini?
PASIEN : Saya merasa sendiri
PERAWAT : Oh… Ibu merasa sendirian? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?
PASIEN : Iya, sus… saya takut mereka marah, saya juga takut kalau mereka tidak mau berteman dengan saya
PERAWAT : Oh… ternyata yang ibu rasakan seperti itu? Menurut ibu, apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman?
PASIEN : Kita bisa punya teman cerita
PERAWAT : Wah benar, ada teman untuk cerita. Apa lagi bu?
PASIEN : Kita bisa minta tolong ketik kita membutuhkan bantuan
PERAWAT : Nah, kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa yah bu?
PASIEN : Kita merasa sendiri didunia ini
PERAWAT : Ya, apa lagi bu?
PASIEN : Kita tidak punya teman bercerita, mengeluhkan yang kita rasakan, tidak bisa meminta bantuan dengan orang lain
PERAWAT : Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman yah. Kalau begitu inginkan bu? Belajar bergaul dengan orang lain?
PASIEN :
Iya, saya mau…
PERAWAT : Bagus, bagaimana kalau kita sekarang belajar berkenalan dengan orang lain?
PASIEN : Iya sus…
PERAWAT : Begini bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai, asal kita dan hobi, selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Bagaimana bu? Apakah ibu sudah mengerti?
PASIEN : Iya sus
PERAWAT : Kalau begitu, ayo ibu dicoba yah! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”
PASIEN : Baik sus… Nama saya susi mangiri, senang dipanggil susi, Asal saya dari kendari, hubi saya menyanyi. Kalau ibu namanya siapa? Suka dipanggil siapa? Asalnya dari mana? Hobinya apa bu?
PERAWAT : Ya bagus sekali, ternyata ibu mengerti yah! Setelah ibu berkenalan dengan orang lain, ibu bias melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan
TERMINASI:
PERAWAT :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
PASIEN : Saya senang sekali sus, saya tidak sabar untuk langsung berkenalan dengan orang lain
PERAWAT : Bagus sekali semangat ibu. Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain
PASIEN : Baik suster…
PERAWAT : Mau jam berapa mencobanya?
PASIEN : Terserah suster saja
PERAWAT : Baiklah bu, besok pagi jam 10 saya akan dating kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman-teman saya, ada suster cindy, kiky, dewi dan rany. Mereka baik-baik semua kok bu. Bagaimana ibu maukan?
PASIEN : Iya sus…
PERAWAT : Baiklah ibu… kalau begitu saya permisi dulu, jika ibu ingin bertemu saya. Silahkan dating keruang jaga perawat, saya ada disana bu sampai jam 9 malam, sampai jumpa lagi bu susi
PASIEN : Iya suster… sampai jumpa
*
Komunikasi pada pasien jiwa, perawat tidak bisa melanjutkan tahapannya, jika
pasien belum dapat merespon apa yang perawat sampaikan. Perawat harus
mengulangi sampai pasien dapat meresponnya. Jika pasien sudah dapat merespon,
perawat dapat melanjutkan tahapan dalam komunikasi pada pasien jiwa.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga
komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan untuk
memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai
tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar
manusia.
Suasana komunikasi pada klien dewasa
antara lain : suasana hormat menghormati, suasana saling menghargai, suasana
saling percaya, dan suasana saling terbuka.
Model-model komunikasi pada klien
dewasa yaitu : model komunikasi shanon dan weaver, model komunikasi leary,
model komunikasi king, dan model komunikasi kesehatan.
B.
Saran
1. Diharapkan kepada
mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan
konikasi.
2. Diharapkan kedapa
mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengetahui suasana dalam komunikasi pada klien
dewasa.
3. Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi adar dapat mengetahui
model-model komunikasi pada klien dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir. (2006). Komunikasi
Keperawatan: aplikasi dalam pelayanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nasir, Abdul. 2009. Komunikasi
dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ellis, R., Gates, R.,dan Kenworthy,
N. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan: Teori dan Praktik.
Penerjemah: Susi Purwoko. Jakarta: EGC.
Dalami, Ernawati. 2009. Komunikasi Keperawatan. Jakarta-Timur :
TIM.
IZIN COPAS YA KA THANKS A LOT :]
BalasHapus